Taman nasional Ujung Kulon seluas 120.551 ha terdiri dari 76.214 ha kawasan daratan dan 44,337 ha kawasan perairan laut. Secara garis besar dapat dibagi ke dalam tiga wilayah yakni. Segitiga yang membentuk semenanjung Ujung Kulon, kawasaan Gunung Honje di sebelah timur semenanjung Ujung Kulon, dan Pulau panaitan di sebelah barat laut Semenanjung Ujung Kulon Satwa di Taman Nasional Ujung Kulon terdiri dari 35 jenis mamalia, 5 jenis primata, 59 jenis reptilia, 22 jenis amfibia, 240 jenis burung, 72 jenis insekta, 142 jenis ikan dan 33 jenis terumbu karang. Satwa langka dan dilindungi selain badak Jawa adalah banteng (Bos javanicus javanicus), ajag (Cuon alpinus javanicus), surili (Presbytis comata comata), lutung (Trachypithecus auratus auratus), rusa (Cervus timorensis russa), macan tutul (Panthera pardus), kucing batu (Prionailurus bengalensis javanensis), owa (Hylobates moloch), dan kima raksasa (Tridacna gigas).Taman Nasional Ujung Kulon merupakan obyek wisata alam yang menarik, dengan keindahan berbagai bentuk gejala dan keunikan alam berupa sungai-sungai dengan jeramnya, air terjun, pantai pasir putih, sumber air panas, taman laut dan peninggalan budaya/sejarah (Arca Ganesha, di Gunung Raksa Pulau Panaitan). Kesemuanya merupakan pesona alam yang sangat menarik untuk dikunjungi dan sulit ditemukan di tempat lain.
Jenis-jenis ikan yang menarik di Taman Nasional Ujung Kulon baik yang hidup di perairan laut maupun sungai antara lain ikan kupu-kupu, badut, bidadari, singa, kakatua, glodok dan sumpit. Ikan glodok dan ikan sumpit adalah dua jenis ikan yang sangat aneh dan unik yaitu ikan glodok memiliki kemampuan memanjat akar pohon bakau, sedangkan ikan sumpit memiliki kemampuan menyemprot air ke atas permukaan setinggi lebih dari satu meter untuk menembak memangsanya (serangga kecil) yang berada di i daun-daun yang rantingnya menjulur di atas permukaan air.
Taman Nasional Ujung Kulon bersama Cagar Alam Krakatau merupakan asset nasional, dan telah ditetapkan sebagai Situs Warisan Alam Dunia oleh UNESCO pada tahun 1991. Setelah terbentuknya negara Republik Indonesia di tahun 1945, kawasan yang tadinya terbengkalai mulai diperhatikan lagi. Pada tahun 1958 pemerintah RI menetapkan kawasan ini sebagai kawasan cagar alam, kendati belum digarap dengan serius. Departemen Kehutanan mengupayakannya dengan mengusulkan ke UNESCO agar area taman nasional ini dijadikan sebagai world heritage site pada kategori hutan bercurah hujan tinggi di dataran rendah terluas di Jawa. Akhirnya, pada tahun 1992 Taman Nasional Ujung Kulon diresmikan sebagai sebuah situs cagar alam dunia oleh UNESCO. Kini, taman nasional ini berada di bawah pengelolaan Direktorat Jenderal Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam.Ujung Kulon
Tiga pintu masuk taman Nasional Nasional Ujung Kulon adalah Taman Jaya, Pulau Peucang dan Pulau Handeuluem. Keiga pintu masuk tersebut dapt dicapai langsung dari Labuan, yang merupakan awal memulai kunjungan ke segala penjuru Taman Nasional, termasuk dua kawasan yang jarang di kunjungi yakni Pulau Panaitan dan Gunung Honje.
KAWASAN TAMANJAYA AREA
Desa Tamanjaya, adalah akhir dari
perjalanan dari perjalanan darat sepanjang panatai, dan desa ini
terletak di
luar perbatasan Taman jaya. Daerah ini
merupakan pintu masuk utama untuk memasuki Taman Nasional dan
mengunjungi Pulau
Pulau Handeleum
Desa yang bersesuana menyenangkan ini menyediakan pemandangan tentang
kehidupan
kehidupan perkampungan, serta menawarkan perjalanan ke kawasan Gunung
Honje dan
pantai selatan Ujung Kulon. Baik perjalanan panjang maupun pendek.
Selain itu,
perjalanan dari desa ini ke Pulau Handeleum dari pulau Peucang dapat
melalui
pelayaran laut.
Perjalanan Wisata
Sumber Air Panas.
jalan pendek ini berliku - liku
melaluyi Desa Tamanjaya dan areal persawahan menuju ke sumber air panas
yang
terletak di dalam kawasan Taman Nasional.
Jalan Setapak Kalejetan
Jejak setapak menujun Kalajetan
melewati beberapa kampung kemudian berbelok kearah Selatan menebus hutan
yang
di huni beberapa satwa liar termasuk babi, tupai dan monyet. di pantai
selatan terdapat
areal berkemah dan pos penjagaan, disini kita dapat menyaksikan
gelombang laut
pantai yang besar dan adang pengembalaan Banteng di kalejetan. Buaya dapat di jumpai di dekat
laguna, dan
kadangkala badak terlihat pula di daerah ini. Perjalanan ini sangat
menyenagkan
karena mencakup daerah - daerah brhutan dan panati